Sesi "Walking the Talk: Siapa Negara-Negara yang Paling Juara Melakukan Aksi Melawan Perubahan Iklim?" bertujuan untuk menampilkan beberapa praktik terbaik dalam berbagai upaya dekarbonisasi yang telah dicapai oleh berbagai negara di seluruh dunia, seperti:
🇮🇩 Indonesia: Tekad Indonesia dalam aksi iklim dapat dilihat terutama melalui kemajuan mereka di sektor FOLU, dengan berkomitmen pada Indonesia FOLU Net Sink 2030. Keberhasilan ini diwujudkan melalui kemampuan negara dalam menurunkan tingkat deforestasi sebesar 8,4% pada tahun 2022, menciptakan lebih dari 7.000 desa iklim, dan upaya lainnya untuk tetap berada di jalur yang tepat dalam mencapai target FOLU Net Sink 2030.
🇨🇳 Tiongkok: Meskipun bahan bakar fosil mendorong sebagian besar pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Tiongkok telah menjadi investor terbesar dalam energi terbarukan, dengan investasi substansial di bidang tenaga surya, angin, dan tenaga air; pemimpin dalam produksi dan penggunaan kendaraan listrik; dan telah meluncurkan pasar perdagangan karbon terbesar di dunia.
🇬🇧 Inggris: Sebagai salah satu negara pertama yang mengeluarkan peraturan pemerintah tentang target net-zero pada tahun 2050, Inggris telah menunjukkan komitmen mereka dalam membangun kota-kota berkelanjutan seperti London, Leeds, Edinburgh, dan Manchester. London dianggap sebagai salah satu kota paling berkelanjutan di dunia, menjadi pelopor dalam menerapkan teknologi pintar dan hijau dalam infrastruktur dan transportasinya. Inggris juga menonjol dalam pembangkitan energi terbarukan, dengan 56,2% bauran energi mereka berasal dari sumber rendah karbon pada tahun 2022.
🇩🇰 Denmark: Selain menjadi pemimpin dalam adopsi energi terbarukan, Denmark telah mengumumkan target perubahan iklim yang lebih ambisius, mengusulkan untuk mencapai net-zero pada tahun 2045, bukan 2050, serta mengurangi emisi CO2 secara nasional sebesar 110%—sehingga mencapai tingkat negatif—pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 1990.